Monday, 15 November 2010

25th poetry: Masa Depan

Masa Depan



Saat kelabu jarak pandangku tak tentu arah
Terjatuh tak berdaya merangkai sepi
Tergetar badanku menyusuri jalan depan
Seakan semua siap menerkam menghempaskan raga


Ayunan kaki tetap melangkah
Bersiap mengecap getir dalam tiap pijakan
Udara dingin pun mulai menusuk sesak
Yang ku punya hanya sebatang lilin untuk menghangatkan badan
Dan menjaga lentera hati agar tidak kurang cahaya


Dimana aku berada
Dunia tragedi bagi mereka yang tersesat
Menjadi komedi untuk mereka yang tak mengais nilai
Dunia adalah kotak pandora yang tak akan terbuka
Biarlah dia membisu dan teruslah meraba berjalan lurus


Dalam kepekatan ini ku tekadkan iman mencari tempat berlabuh
Terus bangun dan bangkit meski terus berjatuhan
Tetap mencari cahaya yang tak pernah padam
Yang akan menerangi bahteraku mengarungi lautan ombak


Masa kiniku menggapai masa depan tuk ku nikmati peluhnya
Ku putuskan pijakan di bumi ini tak akan berhenti mencari
Dan terus menjaga api dari si lilin kecil ini di tengah hujan badai
Sambil menanti pelangi menghiasi indahnya
Dan hingga nanti aku bermandikan cahaya bulan saat langit penuh bintang

No comments:

Post a Comment

Feel free to express your opinion